Karakteristik Server DHCP
Karakteristik dari server DHCP yang berjalan di sistem linux adalah:
1. Server dapat berjalan lebih
cepat & stabil. Sistem-sistem Unix clone sudah diakui mempunyai
reliabilitas yang sangat tinggi dalam menjalankan aplikasi-aplikasinya, dan ini
berarti termasuk juga di Linux yang juga merupakan salah satu clone Unix. Linux
juga seperti turunan Unix lain dapat dioperasikan hanya dengan command text
saja. Ini berarti resource yang dibutuhkan server pasti lebih kecil daripada
resource yang dibutuhkan untuk menjalankan software berbasis grafis seperti di
sistem Windows.
2. Dijalankan dengan dua aplikasi
daemon untuk server dan client, misalnya : dhcpd (DHCP daemon) untuk server dan
dhcpcd (DHCP client daemon) untuk client.
3. File-file setting untuk DHCP di
Linux umumnya diletakkan di dalam direktori /etc dan /var/lib/dhcp.
4. Setting DHCP dilakukan dalam
sebuah file yaitu : /etc/dhcpd.conf dan akan menyimpan hasil transaksi
penyewaan IP address di dalam sebuah file yang bernama /var/lib/dhcpcd.leases.
Bila file ini tidak ada, DHCP tidak akan dapat bekerja.
5. Setting relatif mudah karena
hanya dipusatkan di satu file saja (/etc/dhcpd.conf) dan hanya terdiri dari
beberapa baris perintah untuk memberikan layanan yang cukup lengkap.
Cara Kerja
Pada saat suatu client boot-up, mesin tersebut membroadcast suatu request ke server DHCP, kemudian server membalas dengan alamat IP, netmask dan berbagai macam konfigurasi. Komunikasi tergantung sepenuhnya pada broadcast, hingga percakapan antara client dan server berakhir, client tidak memiliki IP valid. DHCP menggunakan UDP sebagai transportnya,server DHCP akan listening atau mendengarkan pada port 67. Client DHCP broadcast ke UDP port 67, dan server menjawab ke UDP port 68.
Langkah-Langkah
A. Di sisi server
1. Cek Paket
Cek paket-paket dhcp dengan cara:
# rpm -qa | grep dhcp
2. Copy File dhcp
Untuk mengkonfigurasi dhcp, buka file dhcp dengan cara:
# vi /etc/dhcpd.conf
maka kita hanya akan melihat tampilan sebagai berikut:
oleh karena itu, gunakan perintah
berikut agar kita bisa mengkonfigurasi file dhcp:
# cp /usr/share/doc/dhcp*/dhcp.conf.sample /etc/dhcpd.conf
sehingga file dhcpd.conf akan terlihat sebagai berikut:
# cp /usr/share/doc/dhcp*/dhcp.conf.sample /etc/dhcpd.conf
sehingga file dhcpd.conf akan terlihat sebagai berikut:
3. Konfigurasi dhcp
Kita mulai mengkonfigurasi dhcp, namun kita harus melihat keterangan sebagai berikut:
Kita mulai mengkonfigurasi dhcp, namun kita harus melihat keterangan sebagai berikut:
- ddns-update-style –> Pilihan
ddns-update-style diletakkan pada konfigurasi awal dhcpd.conf anda, parameter
ini diperlukan jika server anda menggunakan dynamic dns lokal, yang akan
memetakan client lokal anda dengan sebuah nama, untuk setiap ip yang di
pinjamkan ke client, sehingga dhcp server akan melakukan update dns jika server
menggunakan dns untuk meresolve nama server dan client. ISC (Internet Software
Consortium) yang membuat aplikasi isc-dhcp ini mengisyaratkan untuk secara
default menggunakan parameter ddns-update-style ini. Ada 3 pilihan ddns-update-style
ini yakni interim, adhoc, dan none.
ddns-update-style interim;
ddns-update-style interim;
- subnet 192.168.0.0 netmask
255.255.255.0 –> Jaringan yang diatur dengan layanan dhcp ini mempunyai
alamat jaringan 192.168.0.0 dengan netmask 255.255.255.0
- option routers –> Menentukan
default gateway komputer klien
- option subnet mask –>
Menentukan subnet mask untuk subnet
- option domain-name –>
menentukan Domain Name dari server dhcp anda, jika ada. atau bisa diisi sebagai
penamaan host lokal anda, tanpa harus menggunakan domain yang terdaftar.
option domain-name “domain.org”;
option domain-name “domain.org”;
- option domain-name-servers –>
Menentukan Informasi DNS, diperlukan oleh client untuk meresolve informasi
domain name, jika akan melakukan sambungan ke internet.
option domain-name-servers 192.168.1.2;
option domain-name-servers 192.168.1.2;
- option ntp-servers –>
Menentukan server NTP untuk subnet
- option netbios-name-servers –>
Menentukan server NetBIOS atau disebut juga server WINS
- range dynamic-bootp –>
Menentukan range alamat IP untuk subnet
- default-lease –> Menentukan
waktu yang dialokasikan ketika sebuah ip dipinjamkan kepada komputer client,
setelah waktu pinjam ini selesai, maka ip tersebut dapat dipinjam lagi oleh
komputer yang sama, atau komputer tersebut mendapatkan nomer ip lain jika
komputer yang sebelumnya dipinjam dipergunakan oleh komputer lain.
default-lease-time –> Lama waktu server meminjamkan alamat ip kepada client, dalam satuan detik.
default-lease-time 21600;
max-lease-time –> Menentukan waktu maksimum yang di alokasikan untuk peminjaman ip oleh dhcp server ke client dalam satuan detik.
max-lease-time 43200;
default-lease-time –> Lama waktu server meminjamkan alamat ip kepada client, dalam satuan detik.
default-lease-time 21600;
max-lease-time –> Menentukan waktu maksimum yang di alokasikan untuk peminjaman ip oleh dhcp server ke client dalam satuan detik.
max-lease-time 43200;
- host ns –> Menentukan klien
agar diberikan alamat IP khusus.
Tentu saja, tidak semua baris
konfigurasi di atas diperlukan. Jika kita tidak memerlukannya beri tanda pagar
(#) di bagian paling kanan dari pernyataan yang tidak kita butuhkan. Dalam
kasus ini, kita akan membuat server DHCP dengan IP 192.200.200.100 dan subnet
mask 255.255.255.0 dengan range IP klien dari 192.200.200.200 sampai
192.200.200.250. Maka dari itu kita mengkonfigurasi file dhcpd.conf seperti di
bawah ini:
4. Menyalakan Server dhcp
Berikan perintah di bawah ini untuk menyalakan server dhcp:
# service dhcpd start
# service dhcpd start
B. Di sisi klien
1. Cek paket
Cek paket-paket dhcp di komputer klien.
1. Cek paket
Cek paket-paket dhcp di komputer klien.
2. Konfigurasi client
Jika komputer klien sudah mempunyai IP, maka hapus IP tersebut dan arahkan gateway clien tersebut ke server DHCP (Dalam hal ini 192.200.200.100). Setelah itu restart jaringan dengan cara:
# service network restart
Jika semua tidak ada masalah, maka server dhcp akan memberikan IP ke clien tersebut.
Jika komputer klien sudah mempunyai IP, maka hapus IP tersebut dan arahkan gateway clien tersebut ke server DHCP (Dalam hal ini 192.200.200.100). Setelah itu restart jaringan dengan cara:
# service network restart
Jika semua tidak ada masalah, maka server dhcp akan memberikan IP ke clien tersebut.
Lain-lain
1. IP Khusus
Jika kita ingin memberikan IP khusus kepada satu komputer saja, maka gunakan host ns yang ada pada file /etc/dhcpd.conf. Masukkan ethernet komputer dan IP yang akan digunakan.
2. DHCP Lebih Dari Satu Jaringan
Contoh di atas menggunakan satu jaringan saja. Lalu bagaimana jika ada lebih dari satu jaringan? Hal itu bisa disiasati dengan cara menyalin skrip yang ada di file /etc/dhcpd.conf, lalu hasil salinannya ditempatkan di bawah skrip tadi dan kita bisa mulai mengkonfigurasi jaringan yang berbeda dengan skrip sebelumnya.
Contoh di atas menggunakan satu jaringan saja. Lalu bagaimana jika ada lebih dari satu jaringan? Hal itu bisa disiasati dengan cara menyalin skrip yang ada di file /etc/dhcpd.conf, lalu hasil salinannya ditempatkan di bawah skrip tadi dan kita bisa mulai mengkonfigurasi jaringan yang berbeda dengan skrip sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar